Cara menghitung Enterprise value

Cara menghitung Enterprise value

Apa itu Enterprise value?

Enterprise Value (EV) adalah nilai total dari sebuah perusahaan. Enterprise Value mencakup nilai pasar keseluruhan ketimbang hanya nilai ekuitas. Salah satu komponen valuasi yang penting adalah kapitalisasi pasar (Market cap) yang menilai saham suatu perusahaan dihitung dari harga saham dikalikan dengan jumlah saham yang beredar. Contoh Jika sebuah perusahaan memiliki 10 saham dan masing-masing menjual dengan harga Rp 100 maka kapitalisasi pasarnya adalah Rp 1.000.

Dibandingkan dengan kapitalisasi pasar, di sisi lain, Enterprise Value (EV) mempertimbangkan hutang dan kas untuk menilai perusahaan atau juga didefinisikan sebagai Total Enterprise Value (TEV). Dengan kata lain, Enterprise Value (EV) merepresentasikan penilaian yang lebih komprehensif dan akurat dibandingkan dengan Market cap.

Fungsi Enterprise value

Enterprise Value digunakan sebagai total biaya efektif untuk membeli perusahaan atau harga teoritis dari perusahaan target sebelum dilakukan akuisisi. Sederhananya, ini adalah jumlah minimum yang akan dibayar seseorang untuk membeli perusahaan secara langsung.

Berbeda dengan kapitalisasi pasar, yang hanya mencerminkan nilai ekuitas perusahaan, Enterprise Value mencerminkan besar kecilnya hutang perusahaan serta cadangan kasnya.

Rumus Enterprise value

EV = Kapitalisasi Pasar + Hutang - Kas dan Setara kas

Rumus yang diperluas adalah:

EV = Saham Biasa + Saham Preferen + Hutang + Bunga Minoritas - Kas dan Setara kas

 

Mengapa Enterprise value dikurangkan dengan Kas dan Setara kas?

Sesuai fungsinya diatas Enterprise value digunakan untuk melakukan total pembelian perusahaan atau akuisisi. Maka perhitungan Enterprise value merupakan perhitungan pada posisi pengakuisisi atau sang pembeli.

Tentunya pengakuisisi atau sang pembeli menginginkan harga serendah – rendahnya. Misalkan Anda adalah investor swasta yang ingin membeli 100% perusahaan publik. Saat merencanakan pembelian, Anda mencatat bahwa kapitalisasi pasar perusahaan adalah 100 juta, yang berarti Anda memerlukan 100 juta untuk membeli semua saham dari pemegang saham yang ada.

Tetapi bagaimana jika perusahaan juga memiliki uang tunai 20 juta? Dalam skenario itu, “biaya” Anda yang sebenarnya untuk membeli perusahaan hanya akan menjadi 80 juta, karena membeli perusahaan akan segera memberi Anda akses ke 20 juta dalam bentuk tunai. Maka niat awal anda untuk membeli 100juta akan hanya dapat terealisasi 80juta karena membayar 100juta pun anda sudah dianggap memiliki 20juta dalam perusahaan tersebut.

Mengapa Enterprise value hutang ditambahkan ke nilai perusahaan?

Hutang yang lebih tinggi mengarah pada nilai perusahaan yang lebih tinggi karena merupakan biaya tambahan yang harus dibayar oleh setiap calon pengakuisisi karena posisi sang pembeli pada posisi yang akan membeli perusahaan.

Misalnya, contoh perusahaan memiliki hutang 10 juta. Anda ingin melakukan pembelian dengan uang 100juta Anda sekarang tahu bahwa selain 100 juta yang Anda butuhkan untuk membeli saham dari pemegang saham yang ada membutuhkan tambahan 10 juta untuk melunasi hutang perusahaan. Dengan menggabungkan angka-angka ini, total nilai perusahaan Anda akan menjadi 100 juta dalam kapitalisasi pasar, ditambah 10 juta dalam bentuk hutang menjadi 110juta.

Cara menghitung Enterprise value

Misalkan sebuah perusahaan diketahui memiliki data – data sebagai berikut:

  1. Harga saham biasa = 220
  2. Jumlah saham beredar = 10juta

maka, Market caps saham biasa = 2,2 miliar

  1. Harga saham preferen = 1200
  2. Jumlah saham beredar saham preferen = 1juta

Maka, market caps saham preferen = 1,2 Miliar

  1. Hutang jangka pendek = 55 juta
  2. hutang jangka panjang = 230 juta

maka, total hutang adalah = 285 juta

  1. kas dan setara kas =150juta

maka, perhitungan Enterprise value

 

EV = Saham Biasa + Saham Preferen + Hutang + Bunga Minoritas - Kas dan Setara kas

EV = 2,2 miliar + 1,2 Miliar + 285 juta – 150juta

Enterprise value = 3,5 Miliar

 

Keterbatasan Menggunakan Enterprise value

Seperti yang dinyatakan sebelumnya, EV termasuk total hutang, tetapi penting untuk mempertimbangkan bagaimana hutang tersebut digunakan oleh manajemen perusahaan. Misalnya, industri padat modal seperti industri minyak dan gas biasanya membawa hutang dalam jumlah besar, yang digunakan untuk mendorong pertumbuhan. Hutang tersebut dapat digunakan untuk membeli pabrik dan peralatan. Akibatnya, EV akan condong ke perusahaan dengan jumlah hutang yang besar dibandingkan dengan industri dengan sedikit atau tanpa hutang.

Seperti halnya metrik keuangan lainnya, yang terbaik adalah membandingkan perusahaan dalam industri yang sama untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana perusahaan dinilai relatif terhadap rekan-rekannya.

 

 

 

 

Dipost Oleh Super Administrator

Follow us on IG : https://www.instagram.com/bigbrothersinvestment/ and Twitter : https://twitter.com/BigBroInvest

Post Terkait

Tinggalkan Komentar