Dow Jones Industrial Average

Dow Jones Industrial Average

Difinisi Dow Jones Industrial Average (DJIA)

Dow Jones Industrial Average (DJIA), yang populer disebut sebagai "The Dow," dianggap sebagai "denyut  pasar saham ," karena merupakan salah satu indeks pasar saham yang paling banyak dikutip dan diikuti oleh investor , profesional keuangan, dan media.

Dow Jones Industrial Average (DJIA), adalah indeks pasar saham yang mengukur 30 saham perusahaan blue-chip yang diperdagangkan di New York Stock Exchange dan NASDAQ. DJIA diresmikan pada tanggal 26 Mei 1896, oleh Charles H. Dow dan Edward Jones sebagai komposisi dari 12 saham perusahaan industri.

Dow, seorang jurnalis keuangan, percaya bahwa investor harus memiliki tolok ukur berbasis angka yang impersonal untuk melihat bagaimana pergerakan tren pasar saham. DJIA adalah indeks pasar AS tertua kedua, yang pertama adalah Dow Jones Transportation Average (DJTA). Di Amerika Serikat, ada tiga indikator utama, atau indeks: Nasdaq Composite, DJIA atau "Dow", dan Standard & Poor's 500 (S&P 500).

Memahami Dow Jones Industrial Average (DJIA)

Dow Jones Industrial Average (DJIA) Sering disebut hanya "Dow" saja, Dow adalah salah satu indeks pasar saham yang paling banyak ditonton di dunia. Semua saham perusahaan yang masuk dalam DJIA semuanya dapat digambarkan sebagai perusahaan blue-chip dengan pendapatan yang stabil secara konsisten. Beberapa perusahaan termasuk Walt Disney Company, Exxon Mobil Corporation, dan Microsoft Corporation.

Ketika indeks pertama kali diluncurkan pada tahun 1896, indeks tersebut hanya mencakup 12 perusahaan. Perusahaan-perusahaan itu terutama bergerak di sektor industri, termasuk didalamnya rel kereta api, kapas, gas, gula, tembakau, dan minyak, yang sebenarnya merupakan spin-off dari  Dow Jones Transportation Average (DJTA) , menjadikan DJIA sebagai indeks pasar saham tertua kedua di Amerika Serikat.

Pada awal abad ke-20, kinerja perusahaan industri biasanya terkait dengan tingkat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Hal itu memperkuat keterkaitan antara kinerja Dow dan ekonomi secara keseluruhan. Bahkan saat ini, banyak investor berasumsi bahwa, kinerja Dow yang kuat sama dengan ekonomi yang kuat (sementara kinerja Dow yang lemah menunjukkan ekonomi yang melambat).

Perhitungan Dow Jones Industrial Average (DJIA)

Saham dengan harga saham yang lebih tinggi diberi bobot yang lebih besar dalam indeks. Jadi persentase pergerakan saham yang memiliki harga lebih tinggi sangat berpengaruh dalam indeks. Pada awal Dow, Charles Dow menghitung rata-rata dengan menambahkan harga dua belas saham komponen Dow dan membaginya dengan dua belas. Hasil akhirnya adalah rata-rata sederhana.

Seiring waktu, ada penambahan dan pengurangan indeks, seperti merger dan pemecahan saham. Pada titik ini, perhitungan rata-rata sederhana tidak lagi masuk akal.

Pembagi Dow Jones Industrial Average (DJIA)

Hal tersebut diatas menyebabkan munculnya Pembagi DJIA, ada kalanya pembagi perlu diubah agar nilai Dow tetap konsisten. Pembagi saat ini dapat ditemukan di The Wall Street Journal, itu adalah 0,14748071991788. Dow tidak dihitung menggunakan rata-rata aritmatika tertimbang dan tidak mewakili kapitalisasi pasar perusahaan komponennya (tidak seperti S&P 500).

Sebaliknya, Dow mencerminkan jumlah harga saham untuk semua komponen, dibagi dengan pembagi. Dengan demikian, pergerakan satu poin di salah satu saham komponen akan menggerakkan indeks dengan jumlah poin yang sama. Harga DJIA = SUM (Harga saham komponen) / pembagi Dow

Catatan

Kenaikan indeks mungkin karena kenaikan substansial harga saham satu perusahaan saja, yang mampu melebihi penurunan harga saham saham lainnya. Jadi, jika anda memegang saham perusahaan yang ada dalam Dow, kenaikan Dow belum tentu menunjukkan harga  saham  perusahaan tempat anda berinvestasi itu naik.

Dow menunjukkan tren rata-rata dari semua 30 saham, arahnya tergantung pada sisi mana yang lebih kuat—kenaikan harga saham atau penurunan harga saham.

 

 

 

 

Dipost Oleh Super Administrator

Follow us on IG : https://www.instagram.com/bigbrothersinvestment/ and Twitter : https://twitter.com/BigBroInvest

Post Terkait

Tinggalkan Komentar